Seorang gadis kecil sangat senang, saat ayahnya menghadiahinya sebuah kalung imitasi. Warnanya yang indah membuatnya sangat menyukai kalung itu. Kalung itu selalu melingkar di lehernya ke mana pun ia pergi. Saat menunjukkan kalungnya kepada teman-temannya, ia sangat bangga. Suatu hari sang ayah berkata padanya. “Sayang, apakah kamu mencintai ayah?” kata sang ayah. ”Ya ayah, sudah pasti aku mencintai ayah,”ujarnya dengan pandangan mata berbinar. “Kalau kamu memang mencintai ayah, maukah kamu menyerahkan kalung yang sekarang kamu pakai itu pada ayah?,”kata ayahnya. Tentu saja gadis kecil itu menjadi kaget dan sangat bingung. “Jangan ayah, aku sangat suka dengan kalung ini, mana mungkin aku menyerahkannya kepada ayah, ayah kan juga sudah memberikan kalung ini padaku,”sahutnya.
Ayahnya berkata lagi, “Sayang, sekali lagi ayah tanya. Apakah kamu cinta pada ayah ? “ Mendengar itu, sekali lagi ia berkata,” Ya tentu saja, aku sangat cinta pada ayah. Ayah adalah yang terbaik untukku.”
“Kalau begitu, maukah kamu serahkan kalungmu itu? Sekali lagi gadis itu menolak .
Sang ayah kembali bertanya apakah gadis itu mengasihinya, jawaban yang sama dilontarkan. Sekali lagi ayahnya memintanya menyerahkan kalung itu. Pertanyaan dan jawaban yang sama terulang hingga beberapa kali, sampai akhirnya gadis kecil menyerah.
Dengan berlinang air mata, ia berkata, “Ayah, aku sangat menyukai kalung ini. Tapi karena aku cinta pada ayah, aku akan berikan untuk ayah. Meski aku tidak tahu kenapa ayah sangat menginginkan kalung ini,”ujarnya seraya melepaskan dan menyerahkan kalung itu. Setelah menerima kalung itu, ayahnya berkata padanya,”Terimakasih sayang, karena engkau mengasihi ayah dan mau memberikan apa yang menjadi kesayanganmu. Sekarang pejamkanlah matamu,”kata ayah. Saat Brina memejamkan matanya, ayahnya mengeluarkan sebuah kalung yang sangat cantik, lebih cantik dari yang ia beri kepada ayahnya. Bukan kalung imitasi, tetapi sangat bernilai. Saat gadis kecil itu membuka matanya, seketika matanya berbinar dan wajahnya tampak bahagia. Karena ia telah merelakan apa yang ia sukai selama ini, ia mendapatkan sesuatu yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
Sahabat, mungkin hari-hari ini kita sedang mengalami pergumulan dalam hidup kita. Sebuah proses yang luar biasa sedang menjadi bagian kita, saat kita diminta untuk melepaskan sesuatu yang menurut kita berharga, terbaik dan harus rela menyerahkannya pada Tuhan. Mungkin itu masa depan kita, karir, keluarga, studi, pelayanan, atau aspek kehidupan kita yang lainnya. Kita tidak tahu apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Kita berpikir, kenapa harus melepaskan dan memberikannya padaNya?
Beribu pertanyaan, mengapa begini dan mengapa begitu bergelayut di benak kita. Rasa yang berat ada dalam hati saat kita diminta untuk melepaskan hal yang kita anggap indah dan terlalu berharga buat kita. Ya, melepaskan dan menyerahkan apa yang menurut kita indah bukan hal yang mudah. Tetapi, seperti ayah yang berkata kepada gadis kecilnya, apakah si gadis itu mengasihinya? Apabila kita benar-benar mengasihinya kita juga akan menyerahkannya. Bukan sekadar ucapan mengasihi dari hati kita. Jika kita mengasihiNya dan mau belajar untuk hidup dalam ketaatan. Percaya, Ia sudah mempersiapkan dan segera memberikan yang terbaik dan bernilai di antara yang kita anggap terbaik, yang berusaha kita pegang. Maukah kita melepaskan jika Ia memintaNya? Maukah kita mempercayaiNya? Dia tahu dan punya yang terbaik untuk setiap kita anak-anaknya.
Sahabat. Berusaha memegang dengan kuat apa yang kita anggap paling baik, akan membuatNya sulit memberikan yang terbaik. Lepaskan dan biarkan Ia menggantinya. Mari bersama-sama kita belajar untuk mau mengerti akan kehendakNya. Dan mau mengikuti apa yang Dia mau, bukan apa yang menjadi kemauan kita. (JL)
This post is also available in: English
Facebook Comments
Default Comments