Peduli

Share This Article

Sebuah bukti dan membutuh nyali, bukan hanya sekadar kata tapi aksi nyata

PEDULI, sebuah kata sederhana yang terdiri dari beberapa huruf.  Sepertinya mudah  sekali diucapkan tapi mempraktekkannya membutuhkan perjuangan bahkan pengorbanan. Peduli merupakan sebuah keputusan dan tindakan yang seharusnya direalisasikan. Sahabat, peduli bukanlah sekadar kata tapi sebuah aksi nyata yang kudu kita lakukan.  Peduli pada siapa? Peduli pada diri sendiri, keluarga, lingkungan, komunitas, kota, negara, peduli pada pencipta dan juga peduli pada sesama. Kepedulian kita benar-benar diperlukan.

Kali ini saya ingin mengajak kita untuk belajar lebih peduli pada sesama.  Sahabat, sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain, dan tentunya banyak yang membutuhkan kita. Seharusnya, sudah bukan waktunya kita menjadi orang yang tak peduli dengan sekitar dan sesama. Berhenti menjadi orang egois, yang lebih mementingkan diri sendiri  ketimbang orang lain. Kadang kita punya pemikiran  “membela diri sendiri”. Kita pikir, “ kenapa harus peduli sama orang lain? Orang lain saja tidak peduli sama kita”. Peduli itu bukan akibat atau bagian dari hubungan timbal balik. Peduli seperti ini adalah peduli karena orang lain sudah melakukan sesuatu lebih dulu. Selain itu , mungkin saja kita pernah berpikir “kenapa juga harus peduli orang lain, keluargaku sendiri saja tidak aku pedulikan?” atau, kita berkata,  “Tidak ada waktu untuk peduli sama orang lain! Sahabat, sadar atau tidak, mungkin saja kita sering mellakukan hal itu. Dengan pemikiran yang seperti itu, membuat kita jadi orang yang tidak mau menerima resiko dan konsekuensi dari sebuah kepedulian. Kita berpkir apa untungnya, peduli pada  orang lain.

Ketika Gempa Jepang, yang disusul Tsunami, seluruh media cetak dan elektronik di dunia ini  memberitakannya, selain itu aksi peduli juga di lakukan untuk menggalang dana dan perhatian kepada negeri Sakura itu. Suatu hari, saya  menonton di televisi, ada sebuah berita tentang seekor anjing yang memberi tahu petugas yang sedang mengevakuasi korban. Si anjing mengonggong terus, menarik perhatian sang petugas, sampai akhirnya petugas itu memberi perhatian pada si anjing. Lalu anjing tersebut berlari ke sebuah tempat, diikuti petugas. Di tempat itu, petugas menemukan anjing lain yang terjebak. Dengan sigap sang petugas menyelamatkan anjing itu. Melihat aksi heroik si anjing penyelamat temannya itu  membuat saya berpikir, anjing saja bisa peduli, bagaimana dengan kita?

Firman Tuhan, mengajarkan kita agar kita memiliki rasa peduli.  Alkitab sendiri adalah bukti kepedulian Tuhan,  IA mau supaya  manusia dapat mengenal diriNYA melalui  pewahyuan yang IA beri  secara istimewa. Tanpa Allah menyatakan diri-Nya, maka manusia tidak akan pernah mampu mengenal DIA. Selain itu, Alkitab juga mencatat kepedulian Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi, IA rela menjadi manusia, merasakan penderitaan manusia, mau menyerahkan nyawa-Nya untuk  manusia yang berdosa. Itu salah contoh yang diungkapkan dan dipakai Tuhan, agar manusia mau belajar peduli pada sesama.  Yang lain, Alkitab juga mencatat,  bagaimana Yesus memberi teladan untuk kita. Di masa pelayanan-Nya, Yesus adalah tokoh yang peduli  pada semua orang, mulai dari orang yang sehat sampai yang sakit, dari yang  punya kedudukan tinggi  sampai yang bukan siapa-siapa, juga dari beragam macam lapisan masyarakat. Jika  kita hidup untuk bertumbuh serupa sama Kristus, semestinya kita  juga memiliki  kepedulian untuk orang lain.

Sahabat, Tuhan ingin setiap kita menjadi kesaksian dan berkat untuk banyak orang melalui hidup kita, sebuah aksi nyata yang tidak hanya berhenti di  kata yang terucap. Dunia  memerlukan bukti, bukan janji atau sebuah jargon belaka, supaya  dunia bisa menyaksikan dan merasakan kasih  juga kepedulian-Nya melalui kita anak-anak Tuhan,  “gereja-Nya”.  TUHAN ingin setiap kita,  gereja-Nya mau membuka hati , supaya dunia  boleh menerima kasih Allah. Gereja adalah perwujudan kerajaan Allah di dunia, sebab itu, seharusnya gereja  menghadirkan suasana surga di tengah-tengah dunia, dengan  KASIH dan kepedulian kita. Karena tanpa kasih dan kepedulian, maka kita belum tidak melaksanakan misi Tuhan untuk dunia.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan  dengan mau  berbagi juga memberi. Ya,  itu adalah bagian dari peduli.  Ada sebuah kata-kata yang saya suka, “kita bisa memberi tanpa mengasihi, tapi kita tidak bisa mengasihi tanpa memberi”. Jadi mari, kita berikan perhatian, waktu, tenaga, pemikiran, hidup, bahkan materi yang kita punya jika kita peduli pada sesama kita.  Mari berbagi hidup dan hidup memberi dengan cara PEDULI pada sesama. Selamat menceritakan kebesaranNya dan memberitakan kebenaranNya lewat hidup, kepedulian dan aksi  kita. God Bless you all. (Jeje)

Share This Article

This post is also available in: English

Facebook Comments

Default Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − 11 =