Menjaga Reputasi

Ayat bacaan: Kejadian 43

Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.

Amsal 22:1

            Reputasi bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipertahankan. Lebih mudah mendapatkannya atau menghancurkannya, daripada mempertahankannya. Pertama kalinya, kita harus belajar untuk bisa dipercaya. Begitu orang mengenal kita sebagai pribadi yang bisa dipercaya, reputasi kita terbangun dengan baik. Namun, sekali kita menodai kepercayaan mereka terhadap kita, reputasi kita akan hancur berantakan, dan susah bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan itu kembali.

Begitu juga dengan Yakub. Dia tidak bisa mempercayakan Benyamin ke tangan kakak-kakaknya, karena dulu dia pernah kehilangan Yusuf, pada saat Yusuf pergi bersama kakak-kakaknya. Yusuf tidak pernah kembali lagi. Dalam pikiran Yakub, bila dia mempercayakan Benyamin kepada kakak-kakaknya, akan ada kemungkinan sejarah terulang kembali, dan Benyamin hilang. Padahal seharusnya tugas seorang kakak adalah menjaga adik-adiknya yang lebih kecil.

Reputasi mereka telah hancur di mata Yakub. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan kepercayaan ayahnya kembali. Meskipun negeri mereka sedang dilanda kelaparan, dan jalan satu-satunya untuk mendapatkan bahan makanan adalah kembali ke Mesir dengan membawa Benyamin. Yakub tetap tidak mau melepaskan Benyamin. Barulah setelah Yehuda memberikan jaminan bahwa dia akan menjaga Benyamin, Yakub rela melepaskan putra bungsunya itu.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah mempertahankan reputasi kita dengan baik? Kepercayaan yang orang berikan kepada kita janganlah kita sia-siakan. Bila kita tidak ingin kehilangan nama baik kita, maka kita tidak punya cara yang lain, kita harus mau mempertahankannya. Menunjukkannya dengan perbuatan kita bahwa kita adalah orang yang memang bisa dipercaya.

Kepercayaan timbul karena bukti nyata dari waktu ke waktu. (DC)

This post is also available in: English