Masih dari Pondok Kasih Anugrah (Rumah bagi anak-anak binaan Anugrah Ministries), di Uetuwu yang terletak di pedalaman Sulawesi Tengah.
Selama 4 hari dan 3 malam kami melayani di sana, kami juga mempunyai kesempatan untuk menyelenggarakan KKR pada 5 Februari 2014 malam. Sekitar 250 orang menghadiri KKR tersebut. Ruangan ibadah penuh sesak, bahkan sampai overflow ke beranda depan. Kami memulai ibadah dengan pujian dan penyembahan yang antusias.
Ps. Daniel menyampaikan pesan kotbahnya bahwa Yesus telah menanggung dosa dan kutuk-kutuk kita, supaya kita dapat diselamatkan. Pesan kotbah diambil dari Yesaya 53:1-5. Ibadah ditutup dengan altar call, ada sekitar 25 orang yang memberikan hidupnya kepada Yesus (termasuk anak-anak dan orang dewasa). Puji Tuhan, pastilah para malaikat di sorga bersorak-sorai menyaksikan hal ini.
Setelah ibadah, Ps. Daniel dan Ps. Debby membagikan makanan kepada mereka yang hadir. Bukan saja jemaat diberkati secara rohani, tapi juga secara jasmani. Juru masak yang terdiri dari para guru dan bu Stella, Ketua Harian Pondok Kasih Anugrah telah menyiapkan makanan tersebut dengan saksama sejak pagi.
Keesokan harinya, kami mengadakan babtisan di sungai. Tim kami harus berjalan kaki melewati hutan selama satu jam menuju ke sungai, dan satu jam berikutnya untuk perjalanan pulang. Beberapa bagian susah dilewati karena jalannya licin dan berbatu. Beberapa titik bahkan tidak ada jalan setapak sama sekali, sehingga kami harus membabat alas sambil berjalan. Kami sangat bergembira ketika akhirnya tiba di sungai. 13 orang memberi diri mereka untuk dibabtis pada hari itu. Puji Tuhan!
Selama di sana, kami berusaha memaksimalkan keberadaan kami, bersekutu dengan anak-anak, memberikan inspirasi kepada mereka agar rajin belajar demi menciptakan masa depan yang lebih baik. Juga dengan guru-guru, memberikan dorongan agar mereka tetap fokus dan berkomitmen untuk merawat dan mengajar anak-anak. Kami memastikan bahwa semua orang diingatkan ulang akan visi yang kita punyai bersama: membawa terang di tempat-tempat yang gelap di Uetuwu dan membawa dampak bagi generasi Wana yang berikutnya. Kiranya nama Tuhan terus dipermuliakan melalui pelayanan kami dalam menjangkau suku terasing ini. Amin.
[wppa type=”slideonlyf” album=”206″][/wppa]
This post is also available in: English
Facebook Comments
Default Comments