PERMULAAN
Memasuki tahun 2017 ini, Anugrah Ministries mempunyai agenda yang spesifik untuk departemen Church Make Over (CMO). Kami memutuskan untuk makeover 18 proyek CMO bila Tuhan izinkan. Tentu bila dihitung, jumlah ini tidak sedikit dan memerlukan perhatian yang besar pula. Tetapi bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil.
Desa Kayu Tanam terletak di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Sebuah desa sederhana, di mana masyarakatnya juga hidup dengan kesederhanaan. Sebagian besar masyarakat adalah petani tradisional yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sekeluarga. Selebihnya, mereka harus menjadi buruh tani di perkebunan-perkebunan karet dan kelapa sawit yang ada di sekitar mereka dengan upah yang kecil. Di desa ini tinggal satu keluarga Pendeta yang terbeban dan bersedia melayani hidup kerohanian umat Tuhan di sana. GSPDI Filadelfia Kayu Tanam yang digembalakan oleh Pdt. Anthon Arman bersama istrinya, Ibu Kustinah terpilih sebagai proyek CMO kami yang ke 39.
Pdt. Anthon Arman berasal dari pulau Jawa yang merantau ke pulau Kalimantan pada tahun 1988, dengan tujuan ingin mencari nafkah yang lebih baik. Namun rencana manusia tinggal rencana, karena keputusan ada di tangan Tuhan. Pada tahun 1988, setelah beberapa bulan bekerja di sebuah perusahaan konstruksi bangunan, Pdt. Anthon Arman mengalami panggilan Tuhan untuk menjadi hamba-Nya. Sekitar tahun 1999, Pdt. Anthon Arman memutuskan masuk ke Sekolah Alkitab di Kalimantan Barat untuk ditempa menjadi hamba Tuhan. Selama sekolah, dia aktif merintis beberapa pelayanan, salah satunya adalah sidang jemaat yang saat ini digembalakan. Selesai lulus, dia langsung menetap di desa Kayu Tanam dan serius membangun jemaat dengan jumlah jemaat pertama adalah 2 keluarga.
Akhir tahun 1999 bersama jemaat mulai membangun tempat ibadah darurat tanpa dinding, dengan tiang kayu bulat dan atap daun rumbia. Prinsipnya yang penting tidak kepanasan dan tidak kehujanan pada saat beribadah. Dengan berjalannya waktu, jemaatpun semakin bertambah. Ketika dipandang perlu untuk memiliki tempat beribadah yang lebih memadai, maka pada tahun 2005, bersama dengan jemaat, mulai membangun tempat ibadah yang permanen dengan ukuran 7 x 12m. Berbagai perjuangan dan pengorbanan dilewati agar tempat ibadah segera rampung, namun tetap saja tidak dapat diselesaikan sebab minimnya dana, sampai akhirnya Tuhan mempertemukan mereka dengan Anugrah Ministries melalui program Church MakeOver.
Pdt. Anthon Arman mencoba mengirimkan proposal ke redaksi GoodNews setelah menonton GoodNews program di TV. Dia tidak berani terlalu berharap untuk mendapatkan jawaban, namun tetap percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan jalan keluar. Selama dua tahun menunggu dengan tekun, sampai akhirnya di penghujung tahun 2013, Tim Anugrah datang berkunjung untuk mensurvey, tapi itupun tidak langsung disetujui. Mereka masih harus menunggu lagi lebih dari tiga tahun, baru mendapatkan jawaban.
Jumat, 20 Januari 2017, pukul 10.00 WIB adalah moment yang bersejarah bagi Gembala Sidang dan seluruh jemaat GSPDI Filadelfia Kayu Tanam. Hari yang ditunggu-tunggu dan didoakan selalu, di mana sebuah mimpi akan menjadi kenyataan. Proyek CMO ke 39 dimulai hari itu dengan ibadah singkat dan penandatanganan MOU. Lalu dilanjutkan secara simbolis dengan membubuhkan plasteran dinding yang dilakukan secara bergantian, baik oleh pihak Anugrah, wakil Pemerintah setempat, juga Gembala Sidang.
Adapun hal-hal yang akan dikerjakan pada proyek CMO 39 ini adalah:
1. Penggantian Balok Kuda-kuda dan Kayu Reng Atap (sebagian dimakan rayap)
2. Penggantian Seng Atap (seng lama dipakai untuk atap pastori)
3. Pemasangan Plafon
4. Pembuatan Teras Gereja
5. Pembuatan Tiang Beton (menggantikan tiang kayu yang sudah lapuk)
6. Plasteran Dinding Gereja (luar & dalam)
7. Pembangunan Pastori Ukuran 6 x 8m dengan full keramik dan plafon
Mohon bantuan doa anda agar tangan Tuhan terus menyertai proyek ini dan semua proses dapat kami selesaikan dengan lancar. Kiranya nama Tuhan dipermuliakan melalui apa yang sedang kami kerjakan. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati!
This post is also available in: English