5-8 AGUSTUS 2012
Suatu perjalanan yang luar biasa. Kami tidak akan pernah menyadari betapa besar dampak dari Church MakeOver X kalau tidak menyaksikannya secara langsung. Setelah menyelesaikan beberapa Gereja yang sudah kami Makeover, maka kami benar-benar yakin bahwa sebenarnya kami sedang membawa mujizat Tuhan bagi sekelompok orang. Tetapi yang satu ini benar-benar istimewa, ikuti kisahnya…
Uetuwu adalah sebuah dusun kecil yang bahkan belum menjadi sebuah desa. Terletak di desa Salubiro, Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah. Yang memiliki jarak tempuh sekitar dua jam dengan menggunakan helicopter atau sekitar 240 km. Apabila kita menggunakan mobil dari Jakarta, maka jarak tempuhnya adalah sekitar 3,000 km.
Tanggal 5 Agustus. Kami meninggalkan Jakarta menuju ke Palu. Ada tiga orang dalam tim kami, yaitu: Ps. Daniel Hendrata, Brian Hendrata dan Samuel Katiandagho. Kami membawa 5 kolie karung yang berisi tas sekolah dan 4 kotak yang beriksi makanan kecil buat hadiah anak-anak dan juga peralatan yang akan kami butuhkan selama kami ada di Uetuwu. Total perjalanan sekitar 4,5 jam termasuk 45 menit transit di Ujung Pandang. Setibanya kami di kota Palu, disana kami bermalam sebelum berangkat di pagi hari.
6 Agustus 2012. Pada pukul 06:45 pagi hari kami telah siap di hangar helicopter. Disana kami berjumpa dengan Justin, pilot helicopter kami, yang sedang melakukan final checklist sebelum terbang. Setelah satu persatu kami di timbang, ternyata kami mengalami kelebihan beban sebanyak 38 kg dari kapasitas total yaitu 350 kg baik untuk penumpang dan barang. Setelah diskusi yang cukup lama, akhirnya Justin memutuskan untuk mengurangi takarang avtur pada helicopter supaya kami dapat berangkat dengan membawa semua barang bawaan kami. Akan tetapi kami harus berhenti di tengah jalan untuk menambah bahan bakar. Kami pikir hal itu adalah keputusan yang tepat sekali!!
Terbang dengan menggunakan helicopter selalu membawa keasyikan tersendiri! PK-HCO adalah call sign dari helicopter yang kami tumpangi; yang terdiri dari sebuah kabin yang sangat kecil dan lebih rapat dari pada sebuah mobil sedan kecil. Pada saat terbang, kami mendapati bahwa helicopter tersebut diproduksi pada tahun 1973 yang ternyata lebih tua dari pada kami semua!! Wah.. Suatu perjalanan yang menyenangkan dengan cuaca yang cerah. Kami dapat melihat pohon-pohon dibawah kami yang modelnya seperti brokoli.
Ditengah jalan kami berhenti sekitar 12 menit dari Uetuwu untuk mengisi avtur. Luar biasanya, ternyata kalau kita berjalan kaki dari tempat penambahan bahan bakar ke dusun Uetuwu, maka akan diperlukan waktu sekitar 7-10 jam. Itulah indahnya bepergian dengan angkutan udara ini. Dan kami mendapati bahwa ada alasan lain untuk memuji Tuhan dalam perkembangan teknologi!!
Pada saat kami tiba, para murid menyambut kami dengan menyayikan beberapa lagu. Luar biasanya, mereka sudah memiliki suatu lagu yang ada Pondok Kasih Anugrah pada syairnya! Setelah itu kamipun memeriksa kondisi bangungan Pondok Kasih Anugrah. Kita harus mengingat bahwa Uetuwu ini terletak di tempat yang sangat jauh dari manapun juga. “Peradaban” terdekat dimana mereka biasa pergi berbelanja adalah suatu kota yang bernama Lemowalia yang dapat ditemputh sekitar delapan sampai dua belas jam berjalan. Mengapa delapan dan mengapa 12? Untuk orang lokal yang sudah terlatih untuk berjalan melalui jalan yang tiada bertanda melewati hutan, naik dan turun bukit-bukit, perjalanan tersebut akan menempuh waktu delapan jam. Akan tetapi bagi orang kota seperti kita yang sudah terbiasa berjalan di mal dan treadmill akan memerlukan sekitar 12 jam.
Melihat semua fakta diatas, maka melihat sebuah bangunan dua lantai berukuran 15 x 12 meter, menggunakan pondasi beton dan keramik putih pada lantain pertama maka bangunan ini adalah bangunan yang sangat luar biasa!
Coba bayangkan.. Pada lantai satu, pondok ini memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dan sebuah ruang multi fungsi. Pada lantai dua, terdapat 7 kamar tidur, sebuah ruang tengah besar dimana anak-anak akan dapat bermain, belajar dan membaca Alkitab bersama-sama. Temboknya terbuat dari kayu yang dipotong langsung dari hutan terdekat, bebatuan dan pasir yang langsung ditambang langsung oleh 6 orang guru, murid-murid dan beberapa orang tua murid yang turut langsung terlibat dalam pembangunan itu. Sedangkan semen, atap seng dan beberapa material yang lain di terbangkan dengan helicopter dan dibangun dengan iman, harap dan kasih dari pada Tuhan dan para donatur. Sehingga pada saat memasuki bangunan itu kami merasa bahwa Pondok ini sangat hangat yang akan menjadi rumah bagi sekitar 40 anak yang akan dibina disini. Pada dasarnya, pondok ini adalah bangunan paling indah dalam radius 10 jam berjalan!
Satu hal lagi yang sangat menarik adalah Pondok ini diresmikan oleh bapak Bupati Morowali dan dihadiri pula oleh Kepala DPRD1 Morowali. Kalau bukan karena perkenanan Tuhan, maka hal tersebut tidak akan dapat terjadi. Pada dasarnya, pihak pemerintah menyadari akan adanya Pondok ini, dan mereka pun percaya bahwa Pondok ini akan dapat merubah masa depan anak-anak ini. Pada sambutannya, bapak Bupati menegaskan bahwa karena telenta suara yang luar biasa, bisa saja beberapa dari anak-anak ini kelak akan memenangkan kontes menyanyi. Hal itu adalah suatu dorongan yang luar biasa!!
Pada malam harinya, kami mengadakan KKR yang dihadiri oleh sekitar 400 orang. Ruang ibadah hanya sanggung menampung 120 orang, maka banyak dari pada mereka duduk diluar Pondok. Dalam kotbahnya, Ps. Daniel mengkutip ayat dari Yohanes 1: 1-5 yang berbicara tentang Tuhan sudah ada dari pada mulanya. Dan Dia yang telah membuat segala sesuatu dan kegelapaan tidak akan dapat menaunginya. Sekarang Tuhan telah datang dan memberikan janji keselamatan melalui Yesus Kristus; oleh karena itu bila kita menerima dia maka kita akan menerima keselamatan dan kehidupan kekal dan alam maut tidak akan dapat mengalahkan kita kembali. Puji Tuhan, ada 80 orang yang menerima Kristus dari 400 orang yang datang. Halleluyah.
Proyek ini adalah suatu proyek yang sangat berbeda dari proyek lain yang biasa dikelola oleh Anugrah. Dalam proyek jangka panjang ini diperlukan Visi yang besar, ketahanan dan sebuah tim dengan motivasi yang sangat kuat sehingga pekerjaan ini tidak akan berhenti ditengah jalan. Oleh karena itu, apabila Anda dipanggil untuk memberkati kelompok suku yang tidak terjangkau seperti ini, maka Pondok ini adalah tempat yang tepat bagi Anda. Ladang sudah menguning, tetapi tidak cukup banyak pekerja untuk menuainya. Maukan Anda menjadi seperti Yesaya yang berkata…, “Inilah aku Tuhan, utuslah aku…”
[wppa type=”slideonlyf” album=”99″][/wppa]
This post is also available in: English
Facebook Comments
Default Comments